Permainanyang tak lekang oleh waktu ini sampai sekarang masih banyak digemari oleh anak-anak khususnya anak laki-laki. Dengan gaya yang ditiru seperti orang dewasa yang ia lihat ketika lagi jadi kuda lumping beneran. Berlari-lari mengejar teman yang meledeknya sambil mengibas kepala kuda dan membunyikan kliningan yang ada di leher kudanya.
Endang Popularitas tahun 1998 Panggilan Endang Keterangan Endang adalah nama populer untuk anak Perempuan. Nama Endang paling cocok untuk nama depan. Misal seperti Endang Permata Sari, Endang Purwaningsih, Endang Mauri, Endang Lara Sati, Endang Purwantiningrum, dll Nama ini di indonesia paling banyak ada di kota Bogor, Cianjur, Bandung, Pandeglang, Brebes. Arti dalam berbagai bahasaEndang dalam bahasa Jawa, artinya dalam bahasa Jawa, artinya Diambil dari nama putri seorang begawan yang memiliki perilaku mulia. Berikut ini contoh rangkaian/kumpulan nama lengkap yang mengandung kata "Endang" Semua nama dikumpulkan dari sumber terbuka di internet. Jika Anda ingin menghapus nama di bawah silakan isi form di sini - Rifa Endang Kusuma W- Endang Oktavia- Endang Janua- Endang Supriana- Endang Sudirman- Endang- Tolak Eni Endang Anggraeni- Endang Oktavia Lestari- Endang Supriati- Endang P- Endang Sulastri- Endang Hastutik- Endang Sri Lestari- Ade Risfi Endang Lestari- Endang Maryati- Endang Setianingsih- Endang Setyani- Neneng Endang Purwanti- Endang Rohbiyatini- Endang Rahayu- Endang Saputri- Endang Susilowati- Endang Surani- Lestari Endang Simbolon- Heni Endang Sumarsih- Endang Sulis Setyowati- Angin Endang Suharti- Endang Nurlatipah- Endang Lestyowati- Endang Pril Damai Gulo- Ayu Dian Endang Pradani- Endang Sri Wahyuni- Sri Endang- Oktaviana F. Endang- Prisilia Endang- Endang Giarti- Endang Diah- Endang Tuminingsih- Endang Lestari- Endang Settiyo Ningsih- Lusia Endang- Palupi Endang Sejati- Endang Estaurina Gea- Endang Wasiatul Fuada- Endang Susanti- Endang Sri Astuti- Endang Pubpitasari- Endang Sunarsih- Endang Listiani- Endang Sri Pamekah- Endang Tri Ahayu- Endang Hidayati- Endang Kusumawati- Endang Dwiyanti- Endang Pertiwi- Endang Lisnawati- Deri Endang Firdaus- Endang Asan Elsa Ghello- Etin Endang Endang Wahyu Asih- Endang Yunisa Putri- Endang Sundari- Endang Purwaninigsih- Endang Budi Lestari- Endang Oktafia- Endang Prima Vera L- Endang Cahyani Klik disini untuk melihat rangkaian nama lengkap endang lainnya. Nama Tokoh / Sosok Populer Di Indonesia, nama-nama tokoh dan profesinya seperti Endang Rahayu Sedyaningsih Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia Bersatu II 2009-2012 Nama artis/selebriti/figur terkenal yang namanya mengandung kata "Endang" Endang S Taurina, Endang Kurnia, Hetty Koes Endang Endang S TaurinaHetty Koes Endang Hasil test nama bayi pilihan anda Nama saya dieja.. E-N-D-A-N-GEndang, bisa tolong menata meja ini?Saya enggak becanda Endang, ini benar-benar penting bagi saya!Halo, PT Primaraya ini berbicara dengan Endang minggu .. Kamu mendengarkan saya?!!Endang ayo maju! Kamu peserta berikutnya..Ibuu.. Endang makan cokelat akuEndang. Itu kamu bukan? Endang.. Aku cinta kamu!Hei Endang, ayo kita berangkat sekarang!Kapan kamu ada di rumah Endang? Saya mau main ke Endang. Keren kan ? Itu kamu ya Endang. Aku sudah mencari ke mana-mana Apakah Endang suka jeruk ? Endang... ayo sekarang waktunya sarapanEndang? Kamu mau bertanya? Kepada Endang dimohon segera ke meja informasiProf. Endang akan menjadi pembimbing akademik saya lho..Meeting hari ini akan dipimpin oleh Ibu Endang. Ingin mencoba nama yang lain? Enjang, Endita, Entang, Ending, Endriani, Endina, Endite, Endras, Endika, Endarti Selanjutnya? Jika ingin melihat informasi lebih lanjut tentang nama Endang silahkan klik disini
kinerjalaporan keuangan. Presiden Pertama, Ir. Soekarno (1945-1966) Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno yang biasa dipanggil Bung Karno, lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya Ida Ayu Nyoman Rai.
Foto befotowork/ – Kerajinan rotan, sudah amat dikenal oleh publik Indonesia. Banyak sekali barang keperluan sehari-hari masyarakat Indonesia yang berbahan dasar dari rotan. Tidak hanya itu, rotan pun dipakai sebagai bahan dasar barang seni yang menjadi andalan salah satu tarian tradisional masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Pulau Jawa. Tarian tersebut adalah kuda lumping. Tarian ini memakai anyaman rotan yang berbentuk kuda namun tanpa kaki sebagai ciri khas dari pertunjukkannya. Kuda Lumping dimainkan oleh 2 orang minimal hingga 8 orang laki-laki, kecuali di Jawa Timur yang saat ini sudah dimainkan oleh para penari perempuan. Pada kuda lumpingnya, terdapat hiasan berupa rambut berasal dari tali yang digelung atau dikepang. Oleh karena itu, di Jawa Tengah tarian ini dikenal dengan nama jaran kepang. Di Jawa Barat, sendiri dikenal dengan nama Kuda Lumping. Sedangkan di Jawa Timur dikenal dengan nama jathilan. Asal Usul Ada beberapa versi menyangkut sejarah munculnya tarian ini. Ada yang mengatakan bahwa seni tradisional ini lahir dari dukungan rakyat jelata terhadap Pangeran Diponegoro yang berperang melawan kekuatan kolonial Belanda. Ada juga yang mengatakan bahwa tarian ini muncul di era Kerajaan Mataram saat pasukan penunggang kuda yang dipimpin oleh Sultan Hamengkubuwono I berperang melawan penjajah Belanda. Versi lain mengatakan bahwa tarian Kuda Lumping adalah cerminan dari perjuangan Raden Fatah yang didampingi Sunan Kalijaga melawan penjajah Belanda. Sementara versi dari Jawa Timur, yang penulis duga merupakan dasar penamaan tarian ini, lahirnya jathilan berhubungan dengan kisah pasukan yang terdiri atas para pemuda rupawan bergelar Jathil yang menunggang kuda putih dengan rambut, ekor, dan sayap emas. Pasukan tersebut membantu Kerajaan Bantarangin dalam peperangan melawan pasukan penunggang babi hutan dari Kerajaan Lodaya. Riwayat ini didapatkan dari serial legenda Reog abad ke-8. Dari versi-versi di atas, dapat dilihat benang merah tarian ini, yaitu tentang semangat heroik dari pasukan berkuda atau kavaleri. Hal ini nampak jelas dari gerakan-gerakan lincah dan agresif, baik dalam gerak tubuh maupun kibasan anyaman bambu kuda lumping, yang mencerminkan gerakan penunggang dengan kudanya di tengah peperangan. Pagelaran Tarian tradisional ini biasa dipertunjukkan di acara-acara khusus, seperti penyambutan tamu kehormatan, sunatan, dan lain-lainnya. Para senimannya juga kadang berkeliling dari satu wilayah ke wilayah lain. Bila mendapatkan tanah lapang, mereka akan menggelar kesenian ini. Tarian ini kadang pula dipertunjukkan di sebuah wilayah tertutup, tetapi dengan mengambil jarak terpisah antara pemain dengan penonton. Baik di Jawa Barat maupun di Jawa Tengah, tarian ini juga mengikutsertakan atraksi mistis dari para penari yang diawasi oleh dukun. Mereka menari diiringi dengan musik tradisional, seperti angklung, gong-gong, , drum-drum dog-dog, kendang, gamelan pelog, kenong, dan terompet khas kuda lumping ada juga yang memordernisasikan peralatan musiknya dengan menambahkan musik pengiring, seperti drum, gitar dan bas elektrik guna menampilkan sound musik yang bagus. Mantra-mantra pun dibacakan hingga para penari kesurupan. Pecutan cambuk menjadi tanda bahwa para penari sudah kerasukan roh halus. Atraksi-atraksi pun dimulai. Macam-macam yang dilakukan, namun kesemua laga ini bukanlah tindakan yang normal. Ada yang memakan rumput, mengunyah kaca, menyayat lengan dengan pisau, dibacok dengan golok, mengangkat benda berat, membakar diri, berjalan di atas pecahan kaca, dipecut oleh cambuk, mengupas sabuk kelapa dengan gigi, dan lain sebagainya. Atraksi ini dipertontonkan dengan maksud untuk memperlihatkan kekebalan tubuh penari-penari tersebut pada saat kesurupan. Ada pula yang menari dengan menaiki kuda anyaman lantas melompat-lompat, berjingkrak-jingkrak, hingga berguling-guling di tanah. Di wilayah Bali, tarian ini dikenal dengan nama Sang Hyang Jaran karena roh yang memasuki para penari diidentifikasi sebagai hyang. Di wilayah ini pula, para penonton dapat terlibat di dalam kor nyanyian untuk mengiringi tarian ini. Sedangkan di beberapa wilayah lainnya, para penari menjadi mediator pengiriman pesan dari alam gaib bagi siapa saja yang membutuhkan ramalan. Kesemua aksi ini dipandu oleh dukun yang menggunakan cambuk yang dipukulkan ke tanah. Setelah mereka sadar dari kesurupan, para penampil mengatakan kalau mereka tidak ingat apa pun yang telah mereka lakukan saat pertunjukan. Tampaknya atraksi ini merupakan cerminan dari kekuatan supranatural yang digunakan oleh pejuang-pejuang di lingkungan kerajaan Jawa, sebagai modal kekuatan non-militer guna melawan pasukan Belanda. Pada pertunjukan Kuda Lumping di jalanan, para penari mendekati penonton dengan maksud meminta uang secara sukarela. Jathilan Di Jawa Timur, tarian yang disebut jathilan ini menjadi bagian dari pagelaran Reog Ponorogo. Jathil adalah para penunggang kuda yang muda nan rupawan. Namun tidak seperti jaran kepang, jathilan bukanlah suatu tontonan tarian mistik dengan atraksi-atraksi tak biasa seperti yang telah disebutkan di atas. Secara tradisional tarian jathilan digelar dengan gemblakan. Perlengkapan Selain kuda anyaman berbahan rotan untuk orang-orang dewasa dan bambu untuk anak-anak sebagai perlengkapan utama, para penarinya memakai kostum warna-warni dengan dekorasi manik-manik. Terkadang mereka menggunakan baju yang mengesankan baju ketentaraan. Mereka juga memakai bel-bel kecil yang berbunyi halus di sekitar pergelangan kaki. Perhiasan ini betul-betul menambah seru keriuhan pertunjukan, terutama bila sang penari sudah kesurupan lantas ia bergerak menari, melompat-lompat, dan berjingkrak-jingkrak. Tak lupa pula hiasan di kepala. Kostum para penari, jelas lebih feminin ketimbang kostum sang dukun. Respon Publik Tarian kuda lumping dikenal luas. Tetapi publik Indonesia mempunyai pendapat yang berbeda-beda mengenai kesenian ini. Ada yang memandang bahwa pagelaran ini adalah pertunjukan setan, dan oleh karenanya musyrik sesat karena menyamakan kekuatan Tuhan. Di waktu kecil, pertunjukan ini pernah dibubarkan oleh sesepuh daerah di mana penulis tinggal karena dianggap sesat. Pembubarannya persis di saat atraksi mistis tengah dilakukan oleh para pemain. Meski begitu, ada pula yang memandangnya sebagai kekayaan budaya Indonesia, yang merupakan warisan dari nenek moyang dan tidak ada kaitannya dengan kesesatan. Kini, tarian kuda lumping juga telah berkembang ke Suriname, Malaysia, dan Singapura.
KudaKepang; Hokya Hokya; Dan lain sebagainya. Diatas adalah nama lain dari Kuda Lumping yang sejatinya sama saja artinya. Bagi Anda yang ingin mencoba untuk Ndadi/Kesurupan saat adanya acara Kuda Lumping bisa mengikuti tata cara yang saya tuliskan dibawah ini. Akan tetapi harus lengkap sampai habis membacanya.
Mantra Memanggil Endang Kuda Lumping. Kuda lumping atau jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa yang menampilkan sekelompok prajurit dengan menunggang kuda. Tarian tradisional ini menggunakan kuda yang terbuat dari bambu atau bahan lainnya yang sudah dibentuk menyerupai kuda, dengan dihiasi rambut tiruan dari tali plastik atau sejenisnya yang di gelung atau di kepang. Dalam pertunjukan kuda lumping menyuguhkan atraksi kesurupan, kekebalan, dan kekuatan magis, seperti atraksi memakan beling, memakan ayam dan kekebalan tubuh seperti dipecut, kebal benda tajam dan sebagainya. Konon, tari kuda lumping menggambarkan kisah seorang pasukan pemuda cantik bergelar Jathil penunggang kuda putih berambut emas, berekor emas, serta memiliki sayap emas yang membantu pertempuran kerajaan bantarangin melawan pasukan penunggang babi hutan dari kerajaan lodaya pada serial legenda reyog abad ke 8. Kesenian Kuda Lumping lahir dari Puluhan bahkan Ratusan tahun yang lalu, dimana pada jaman itu animisme dan dinamisme lah yang mengiringi hidup bangsa kita, dan tidak heran jika pada kesenian ini kita masih melihat Kembang, Menyan, dupa dll. Kita tidak berhak mengklaim bahwa kesenian tersebut perbuatan musyrik, karena pada dasarnya obarampe kuda lumping hanya sebagai pelengkap sugesti kepada penari supaya mereka lebih yakin dan menghayati perannya masing masing. Kuda Lumping biasanya diawali dengan ritual, seluruh anggota termasuk penari dibawa oleh sesepuh ke sebuah pemakaman orang besar yang dulu pernah hidup sebagai Tokoh atau panutan masyarakat. Ritual ini pada dasarnya adalah meminta do'a restu dari Leluhur untuk meneruskan budhaya kita,. orang dulu menyebut ini dengan istilah mertamu dan mengirim do'a ke makam Ziarah atau orang jawa biasa menyebut Sowan. namun seiring perkembangan jaman, ternyata pikiran tidak rasional menganggap bahwa datang ke makam datang dengan tujuan meminta agar tubuh mereka dapat dimasuki Roh / Setan. Hal yang paling ditunggu saat pertunjukan kuda lumping adalah atraksi dan kesurupan dari para pemain kuda lumping. para pemain kuda lumping kesurupan dimana mereka kehilangan kesadaran seolah olah kemasukan syetan atau jin. Agar para penari kuda lumping mengalami kesurupan maka si pawang kuda lumping memanggil endang kuda lumping. endang adalah energi yang dapat merubah pola pikir atau memberi sugesti kepercayaan diri kepada penari, Endang kuda lumping bukan setan melainkan sebuah energi yang muncul dan timbul dari pikiran manusia itu sendiri. Berikut ini cara memanggil endang kuda lumping. Mantra Memanggil Endang Kuda Lumping Tanpa Puasa Mantra ini sudah turun temurun digunakan oleh para leluhur pawang kuda lumping untuk memanggil endang kuda lumping agar para penarinya kesurupan. Syarat Memanggil Endang Kuda Lumping Niat dalam hati kusuk dalam membaca konsentrasi usahakan kalau di pentasan kuda lumping lakukan di dekat kendang kalau di tempat sepi usakan ada teman agar waktu kesurupan ada yang mengawasinya. Doa dan Mantra Memanggil Endang Kuda Lumping Bissmillahirrohmanirrohiim Assalamualaikum Sugeng rawuh poro simbah sesepuh Niat ingsun manjing ingkang kulo si jabang bayine nama mu badhe ngundang sang hiyang moyo kakang kawah adi ari ari papat jejer kalimo pancer ingsun .ingkang kulo aturi rawuh simbah nama khodam ing jero badan ingsun krono allah tangala amien 23 x Demikian artikel tentang Mantra memanggil endang kuda lumping, semoga dapat menumbuhkan rasa cinta dan menghargai terhadap budaya peninggalan leluhur. sehingga budaya kita tidak bisa di claim ata diakui oleh negara lain. terimakasih
Banyumas Kelompok kesenian ebeg atau kuda lumping di daerah Pancurawis, Kelurahan Purwokerto Kidul, Kecamatan Purwokerto Selatan, Banyumas, Kamis, 4 Agustus 2022. Pentas kesenian ini dalam rangka
Connection timed out Error code 522 2023-06-14 170447 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d7426cac9ab0e37 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
JarananDor. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. Jaranan Dor Adalah kesenian Kuda Lumping yang berkembang di Jawa Timur, di Sebut Dor karena menggunakan perangkat alat musik Jidor bukan Gong pada umumnya, Jaranan Dor dapat ditemukan di Jombang dan Malang, Jawa Timur meskipun memiliki perbedaan karakteristik pada keduanya.
Tari Kuda Lumping. Foto Kuda Lumping merupakan seni pertunjukan dari daerah pulau Jawa. Namun, pertunjukan tari rakyat ini memang lebih populer di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Tarian ini juga dikenal dengan nama Jathilan Yogyakarta, Incling, Kuda Kepang, atau Jaran Jathilan berasal dari kata “jan” yang artinya amat, dan “thil-thilan” yang artinya banyak gerak. Hal ini merujuk pada gerak kuda yang sangat banyak .Melansir pada awalnya tari Kuda Lumping hanya digunakan dalam acara ritual saja. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, kini Kuda Lumping juga menjadi seni pertunjukan. Karena itu, gerakan, busana, iringan musik, serta propertinya berbeda dengan zaman Kuda Lumping merupakan pertunjukan yang menggambarkan situasi saat sekelompok prajurit hendak pergi berperang dengan menunggang kuda dan membawa pedang sebagai hanya prajurit saja, terdapat sejumlah peran lain dalam pertunjukan tari Kuda Lumping, yaitu penari bertopeng putih berperan sebagai Penthul atau Bancak, sedangkan yang bertopeng hitam bernama Bejer Tembem atau Doyok. Keduanya bertugas sebagai penghibur prajurit yang sedang beristirahat, dengan cara menari, menyanyi, dan tari Kuda Lumping biasa dilakukan pada malam ataupun siang hari. Tempat pertunjukannya berbentuk arena dengan lantai lingkaran atau berbentuk lurus. Vokal hanya diucapkan oleh Penthul dan Bejer dalam bentuk dialog dan Kuda Lumping memiliki kaitan yang erat dengan hal-hal berbau supranatural. Bahkan, hal yang ditunggu-tunggu oleh penonton saat menyaksikan tari Kuda Lumping ialah atraksi dari penari yang “kerasukan”. Penari tersebut bisa melakukan hal-hal yang tidak mungkin dilakukan dalam keadaan sadar, misalnya memakan beling. Namun, kini hal tersebut sudah jarang dilakukan sebab sudah beralih fungsi hanya sebagai bentuk hiburan pertunjukan tari Kuda Lumping dilakukan oleh sekitar 25 orang, di mana 20 orang berperan sebagai penari, 10 orang bertugas sebagai penabuh instrumen, 4 orang sebagai pembantu umum atau penjaga keamanan, dan 1 orang sebagai koordinator yang mengatur jalannya pertunjukan dari awal sampai sendiri terdiri dari 2 kuda pasangan penari terdepan yang berwarna putih, 8 pasangan lainnya berwarna hitam, dan 2 pasangan baris belakang yang berukuran lebih kecil atau dalam bahasa Jawa disebut dengan belo anak kuda. Penari yang menggunakan kuda kecil harus lebih lincah agar memunculkan kesan kekanak-kanakan dan sebagai pembeda dari penari yang menaiki kuda pengiring tari Kuda Lumping terdiri dari 3 buah angklung, 3 buah bendhe gong, kepyak setangkep, dan sebuah kendang. Namun, saat ini lebih banyak menggunakan instrument kendang, bendhe, gong, gender, dan busananya sendiri, para penari menggunakan baju atau kaus, rompi, celana panji, stagen, dan timang dengan dilengkapi aksesori berupa blangkon atau ikat kepala, dan kacamata Kuda Lumping. Foto dalam Pertunjukan Tari Kuda LumpingAda 4 babak dalam petunjukan tari Kuda Lumping, yaituBabak ini dilakukan sebanyak dua kali. Biasanya, babak Buto Lawas hanya dibawakan oleh penari laki-laki berjumlah 4-6 orang. Beberapa penari muda menunggangi kuda anyaman bambu dan bergerak mengikuti alunan musik. Pada bagian inilah, para penari seringkali mengalami kesurupan atau babak ini, seluruh penari baik perempuan maupun laki-laki bergabung untuk membawakan tari babak ini, enam orang perempuan membawakan tari Begon Putri dengan gerakan-gerakan yang lebih santai. Tarian ini menjadi tarian penutup dalam seluruh rangkaian atraksi tari Kuda Lumping.
BahasaIndonesia: Penari Jathil, salah satu tokoh dari Reog Ponorogo dan merupakan jenis tarian kuda lumping. Kuda Lumping adalah salah satu kesenian tradisional Jawa yang menggambarkan sekelompok prajurit penunggang kuda. Selain menyuguhkan gerak tari, tarian ini juga terdapat unsur magis karena ada beberapa ritual yang di lakukan dalam tarian ini.
1. Nama Teguh Usia 14 Tahun Jabatan anggota penari Pekerjaan Pelajar SMP N 5 Padang Bolak Alamat Desa Batang Pane III, Blok A, RT I Saat peneliti mencari satu persatu anak-anak yang menjadi anggota kuda lumping di sanggar pimpinan Mbah Mo, maka yang pertama sekali ditemukan adalah Teguh. Peneliti bertemu dengan Teguh tepat di kediaman Teguh. Saat itu, Teguh sedang memberi makan sapi-sapinya, dan peneliti menghampiri Teguh ke kandang sapi yang berada di samping rumahnya. Peneliti menunggu sampai Teguh selesai mengerjakan pekerjaanya tersebut. Setelah selesai barulah peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kedatangannya kepada Teguh. Dengan wajah yang malu-malu Teguh pun bersedia untuk di wawancarai oleh peneliti. Teguh adalah anak ke tiga dari lima bersaudara dan sedang duduk di kelas VIII B Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Padang Bolak. Teguh sudah 1 tahun menjadi anggota kuda lumping. Awalnya Teguh tidak meminta izin kepada orang tuanya untuk ikut menjadi anggota kuda lumping karena takut tidak diberi izin, namun saat pertama kalinya Teguh sedang bermain kuda lumping bersama sanggar Turonggo Madiyo Budoyo, kakak Teguh melihat dan melaporkan Teguh kepada Orang Tuanya. Selesai pertunjukan, Teguh langsung di bawa pulang oleh orang tuanya. Pada akhirnya orang tua Teguh memberi izin menjadi anggota kuda lumping dengan syarat tidak boleh menjadi yang kesurupannya dan Teguh menepati janjinya sampai sekarang. Teguh menjadi anggota kuda lumping karena ia tertarik dengan tarian dan atraksi kuda lumping yang kesurupan dan ingin memiliki endang. Selain itu, alasan ia ingin melestarikan dan menjaga kesenian Jawa serta untuk menghibur orang lain. Ia tidak takut menentang orang tuanya, karena ia ingin melestarikan kesenian jawa jadi untuk apa dilarang-larang. Di sanggar Turonggo Madiyo Budoyo ia sangat diterima dengan tangan terbuka dan sangat mudah memahami tarian-tarian kuda lumping. Sebagai anak yang masih duduk di bangku sekolah, ia lebih memilih menikmati perannya untuk lebih mementingkan kegiatan kuda lumping. Menurut Teguh, belajar dan memahami segala bentuk kegiatan yang ada di sanggar Turonggo Madiyo Budoyo tidaklah susah dan membuat kepala pening serta tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama untuk mempraktekannya langsung. Tidak seperti belajar di sekolah, sudah lama waktunya terus pelajaran yang diterima pun sulit-sulit semua. Berbicara mengenai peraturan sekolah dan peraturan di sanggar, Teguh lebih mematuhi peraturan yang ada disanggar hal ini karena peraturan sanggar hanya meminta agar tepat waktu datang saat latihan dan pertunjukkan berlangsung, jika pun sesekali melanggar peraturan, pimpinan sanggar hanya menegurnya saja. Hal ini berbeda dengan peraturan sekolah yang banyak menuntut siswanya, dan jika dilangggar sekali langsung diberi hukuman seperti mangambil sampah atau menyapu ruangan kepala sekolah. 2. Nama Mugiyono Adi Riyanto Usia 15 tahun Jabatan Penari dan Yang Kesurupan Pekerjaan - Alamat Desa Batang Pane III, Blok A, RT I Mugiyono baru saja menetap di desa Batang Pane III selama 8 bulan. Ia berasal dari Jawa Tengah. Awal mula kedatangan Mugi ke Desa BAtang Pane III hanya untuk bersilaturahmi kepada saudara- saudaranya yang sudah lama menetap di Desa Batang Pane III. Mugi lulusan Sekolah Menengah Pertama tahun 2011. Mugi tertarik dengan sanggar Turonggo Madiyo Budoyo dan ikut menjadi anggota kuda lumping di sanggar Turonggo Madiyo Budoyo selama 6 bulan. Meskipun baru 6 bulan menjadi anggota kuda lumping di sanggar tersebut, Mugi di Jawapun sudah menjadi anggota kuda lumping selama 3 tahun. Menurut hasil wawancara peniliti dengan Mugi, alasan ia ikut menjadi anggota kuda lumping pada awalnya ia menonton pertunjukan kuda lumping yang ada di lingkungan rumahnya. Ia sangat tertarik dengan orang yang kesurupan di kuda lumping, bisa makan ayam hidup-hidup, makan bara api maka timbulah keinginan ia menjadi anggota kuda lumping. Tidak ada perbedaan yang menonjol dari sanggar waktu ia menjadi anggota kuda lumping di Jawa dan di sanggar Turonggo Madiyo Budoyo. Hanya perbedaan waktu jam latihan saja dan tahapan ritual yang ia temukan. Adapun tahapan ritual waktu di jawa berupa tidak boleh mempermainkan perasaan cewek, puasa 7 hari 7 malam dan hanya makan nasi putih dan air putih saja. Sementara tahapan ritual yang harus di jalani ia di sanggar Turonggo Madiyo Budoyo adalah selain puasa 7 hari 7 malam, setiap anggota harus mandi kembang 7 warna dan mandi tengah malam di tengah sungai yang mengalir serta tidak boleh tidur dari jam 6 sore sampai 6 pagi setiap jum’at kliwon. Mugi tetap memberanikan diri meskipun orang tua tidak memberikan izin untuk menjadi anggota kuda lumping. Orang tua Mugi tidak menyetujui kesurupan yang ada di kuda lumping karena itu sudah menjadi Sesuatu yang syirik di agama islam. Karena alasan tidak akan melanjutkan sekolah lagi, akhirnya orang tua Mugi memberikan izin untuk menjadi anggota kuda lumping. Ketika masih duduk di bangku sekolah, Mugi lebih meluangkan waktu untuk belajar kuda lumping dari pada belajar di sekolah, bahkan saat di sekolahpun Mugi sering pura-pura kesurupan untuk menghibur teman-teman di sekolah dan pada malam jum’at kliwon mugi beserta teman lainya kerap kali mengundang roh halus sebagai hiburan mereka. Untuk menjadi yang kesurupan, Mugi sudah matang dan dikuasai penuh oleh endang yang membuatnya kesurupan. Ia bisa menjadi yang kesurupan sepenuhnya setelah 20 kali pertunjukan. Ia merasa senang dan puas bisa menjadi anggota kuda lumping karena bisa menghibur orang yang melihatnya dengan atraksi kesurupannya. Setelah pertunjukan selesai, ia merasakan sakit dan pegal-pegal di seluruh anggota tubuhnya akibat kesurupan tersebut. Rasa sakit dari kesurupan tersebut akan hilang dengan sendirinya selama dua atau tiga hari. Cukup banyak manfaat yang ia dapat selama menjadi anggota di sanggar, meskipun hanya baru masuk selama 6 bulan saja. Di sanggar Turonggo Madiyo Budoyo ia mendapat rasa kekeluargaan antar anggota dan tidak adanya kesenjangan antara anggota yang baru masuk atau sudah lama menjadi anggota. 3. Nama Eko Hariyanto Ciplek Usia 11 tahun Jabatan Penari dan Yang Kesurupan Pekerjaan Pelajar Kelas V Sekolah Dasar Alamat Desa Batang Pane III, Blok A, RT I Ciplek itulah panggilan yang sering di julukan masyarakat kepada Eko. Ciplek adalah singkatan dari Cilik Pendek Elek yang artinya kecil pendek jelek yang menggambarkan perawakan Eko. Ciplek anak pertama dari tiga bersaudara. Ciplek masih duduk di bangku kelas V Sekolah Dasar Negeri Batang Pane III. Ciplek sudah menjadi anggota kuda lumping selama satu tahun. Menurut hasil wawancara peneliti dengan Ciplek memperoleh informasi bahwasanya awal mula Ciplek menjadi anggota kuda lumping karena rasa ingin dari dirinya untuk bisa bermain kuda-kudaan dan mengikuti jejak ayahnya yang telah lebih dulu aktif di keanggotaan kuda lumping. Izin oran tua sangat mudah ia dapatkan untuk menjadi anggota kuda lumping karena orang tua Ciplek juga menginginkan anaknya untuk dapat mewarisi kesenian tradisional jawa. Ciplek hanya membutuhkan waktu selama satu minggu untuk mempelajari tari-tarian dan dua minggu untuk bisa memiliki endang. Ia juga sangat patuh terhadap peraturan yang ada di sekolah maupun peraturan yang ada di sanggar. Selama pertunjukkan, ia selalu menjadi anggota yang kesurupan karena endang yang dimilikinya sangat mudah untuk di panggil oleh pawang. Setiap pertunjukan kuda lumping, ia selalu memperoleh imbalan uang sebesar Rp. - Rp. / pertunjukan. Ia merasa puas dengan imbalan tersebut, karena selain mendapatkan uang yang dianggapnya sebagai uang jajan, ia juga memiliki endang yang bisa di jadikan sebagai penjaga diri dan penyelamat dimana pun ia berada. 4. Nama Putri Hidayati Usia 16 tahun Jabatan Penari Pekerjaan - Alamat Desa Batang Pane III, Blok A, RT I Anak ke dua dari dua bersaudara ini terkesan ramah dan murah senyum ketika peneliti mendatangi rumahnya untuk melakukan wawancara. Putri itulah panggilannya. Peneliti langsung mengutarakan maksud dan tujuannya kepada Putri. Dengan keterbukaanya dalam memberikan informasi sehingga peneliti banyak mendapatkan informasi dari Putri. Putri baru saja menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama pada tahun 2012, dan tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah Atas karena keinginan ia untuk belajar sudah tidak begitu di perhitungkan lagi. Dalam hasil wawancara dengan Putri didapatkan informasi bahwa ia sudah menjadi anggota kuda lumping selama 4 tahun. Dalam waktu satu minggu ia sudah dapat menguasai segala jenis tarian yang di perlukan untuk pertunjukan kuda lumping. Tidak ada syarat khusus yang harus ia lakukan untuk menjadi anggota kuda lumping selain mematuhi peraturan yang ada di sanggar. Adapun peraturan yang harus dipatuhi di sanggar itu berupa datang latihan tepat waktu, tidak boleh jatuh cinta sesame anggota kuda lumping dan selalu bersedia untuk melakukan pertunjukan kuda lumping dimanapun dan kapanpun sanggar membutuhkannya. Alasan ia ikut menjadi anggota kuda lumping karena sudah menggemari kesenian tradisional Jawa, dan untuk lebih bisa mengetahui semua hal yang ada di kesenian kuda lumping. Ia sangat bangga menjadi anggota kuda lumping, karena dengan menjadi anggota lumping ia lebih bisa memahami salah satu kesenian tradisonal Jawa dan tetap bisa melestarikan kesenian tradisional Jawa meskipun berada di daerah perantauan. Selain itu, manfaat yang ia dapat menjadi anggota kuda lumping bisa menghibur orang banyak, bisa membantu orang tua untuk mendapatkan uang jajan. Ia sangat di dukung oleh orang tuanya untuk menjadi anggota kuda lumping. Dengan alasan agar tetap melestarikan kesenian Jawa, secara turun- temurun keluarga mereka telah menjadi sesepuh di Sanggar Turonggo Madiyo Budoyo. Meskipun ia hanya menerima imbalan berupa uang jajan yang diberikan oleh pawang, ia sudah merasa sangat puas dengan imbalan tersebut. Sebagaimana terkadang pawang juga memberikan santunan kepada keluarganya meskipun sanggar tidak melakukan pertunjukkan. Selama ia masih berada di bangku sekolah, ia lebih banyak meluangkan waktu untuk kesenian kuda lumping. Ketika untuk sekolah, semangat untuk belajar berkurang bahkan sering bolos untuk sekolah. Tidak seperti belajar untuk latihan pertunjukan kuda lumping yang begitu semangat ia lakukan. Sebagai anggota kuda lumping, ia tidak pernah menjadi anggota yang kesurupan. Di sanggar Turonggo Madiyo Budoyo, angggota perempuan tidak diperkenankan untuk keseurupan. Hal ini untuk menghindari pemikiran negative dari masyarakat. Karena ada hal sensitive bagi tubuh perempuan, sehingga pawang merasa tidak nyaman jika harus menyentuh tubuh anggota perempuan. 5. Nama Dimas Ari Surya Usia 15 tahun Jabatan Penari dan Yang Kesurupan Pekerjaan Pelajar kelas VIII SMP N 5 Padang Bolak Alamat Desa Batang Pane III, Blok A, RT I Ketika peneliti menhampiri Dimas yang sedang bermain kelereng bersama teman-temanya, Dimas tidak bersedia untuk di wawancara dan merasa takut kepada peneliti. Secara perlahan-lahan peneliti mengutarakan maksud dan tujuannya menghampiri Dimas untuk diwawancarai. Setelah peneliti mengutarakan maksud dan tujuan, Dimas bersedia untuk diwawancarai. Dari hasil wawancara peneliti dengan Dimas. Peneliti cukup mendapatkan informasi sebagai data yang dibutuhkan. Dimas adalah anak ke tiga dari lima bersaudara dan berada di bangku kelas VIII SMP N 5 Padang Bolak. Ia menjadi anggota kuda lumping selama 2 tahun. Untuk mempelajari segala bentuk kegiatan dan perlengkapan kuda lumping selama satu bulan. Dalam waktu satu bulan ia telah menguasai segala jenis tarian, memainkan alat musik sebagai perlengkapan pertunjukan kuda lumping dan memiliki endang untuk bisa kesurupan. Adapun syarat khusus yang harus ia lakukan untuk menjadi anggota kuda lumping berupa puasa selama 3 hari 3 malam, selama puasa yang boleh di makan hanya nasi putih dan air putih saja, dan patuh terhadap peraturan sanggar saja. Syarat tersebut tidak berat untuk di lakukan. Alasan ia menjadi anggota kuda lumping antara lain - Tertarik pada atraksi kuda lumping - Bisa berkumpul dengan teman-teman dan memperoleh banyak teman - Ingin punya kegiatan rutin - Ingin memiliki endang - Dan untuk melestarikan kesenian Jawa. Adapun manfaat yang ia dapat setelah menjadi anggota kuda lumping antara lain - Lebih percaya diri - Bisa banyak teman dan dikenal banyak orang - Adanya rasa kekeluargaan antar sesama anggota kuda lumping - Memiliki endang yang dapat menolong dan menyelemat ia dari kesusahan/kecelakaan Orang tua Dimas sangat melarang ia untuk menjadi anggota kuda lumping, namun karena ia sudah hobby dan ingin melestarikan kesenian tradisional Jawa sebagai salah satu kesenian yang hampir punah karena masuknya budaya modern di Indonesia. Dengan demikian larangan orang tua Dimas tidak begitu diperdulikan. Menurut hasil wawanacara peneliti dengan Dimas, sebagai anak sekolah ia tidak begitu mementingkan waktu untuk sekolah dan lebih banyak meluangkan waktu untuk kuda lumping. Waktu untuk mempelajari kuda lumping tidak begitu rutin di lakukan dan bentuk latihan kuda lumping tidak begitu sulit untuk dipelajari dan tidak membosankan seperti pelajaran sekolah. Sebagai anggota kuda lumping ia sering menjadi anggota yang kesurupan. Dengan kesurupan ia bisa bermain dengan puas dan tidak tanggung-tanggung untuk menghibur orang banyak. 6. Nama Juliandi Andi Usia 13 tahun Jabatan Penari dan Yang Kesurupan Pekerjaan Pelajar kelas VII SMP N 5 Padang Bolak Alamat Desa Batang Pane III, Blok A, RT I Andi itulah masyarakat sekitar memanggilnya. Andi telah mengetahui maksud dan tujuan peneliti datang menemuinya. Andi langsung bersikap terbuka dan ramah saat menjawab pertanyaan dari peneliti. Andi sudah menjadi anggota kuda lumping selama tiga tahun. Selama dua minggu ia sudah bisa memahami pelajaran yang dibutuhkan sebagai perlengkapan pertunjukan kuda lumping. Ia diberikan izin oleh orang tua nya untuk menjadi anggota kuda lumping. Adapun syarat yang harus ia lakukan untuk mengawali sebagai anggota kuda lumping yaitu mandi kembang 7 warna, puasa 7 hari 7 malam, mandi di tengah sungai pada tengah malam dan patuh terhadap peraturan sanggar. Menurut hasil wawancara peneliti dengan andi, peneliti banyak memperoleh informasi yang dibutuhkan sebagai kelengkapan data penelitian. Alasan Dimas untuk menjadi anggota kuda lumping yaitu - Ingin terus mempelajari kesenian kuda lumping - Meneruskan kegiatan keluarga yang terlebih dahulu memahami kesenian kuda lumping - Ingin memiliki endang Adapun manfaat yang ia peroleh setelah menjadi anggota kuda lumping yaitu - Memiliki banyak teman - Memiliki endang sebagai penjaga diri - Dapat menghibur orang banyak - Dan dapat melestarikan kesenian kuda lumping Ia selalu menjadi anggota yang kesurupan saat pertunjukan kuda lumping berlangsung. Ada kesan malu saat pertama kali ia kesurupan, namun secara perlahan-lahan rasa malu tersebut hilang karena sudah menjadi suatu kebiasaan. Selain untuk pertunjukan kuda lumping, endang yang dimiliki di pergunakan sebagai penjaga diri dari orang yang ingin berbuat jahat dan seru-seruan bersama teman-teman untuk memanggil roh pada malam jum’at kliwon. 7. Nama Mahput Usia 15 tahun Jabatan Penari dan Yang Kesurupan Alamat Desa Batang Pane III, Blok A, RT I Peneliti berjalan terus menerus dan menghampiri satu per satu rumah yang menjadi anggota kuda lumping. Saat di persimpangan jalan, peneliti berjumpa dengan seorang laki-laki yang tidak lain bernama Mahput. Mahput seorang pelajar di kelas IX SMP N 5 Padang Bolak. Ia sudah 2 tahun menjadi angggota kuda lumping. Dalam waktu 1 bulan ia sudah dapat mempelajari segala bentuk tarian dan mempelajari alat musik sebagai pendukung pertunjukan kuda lumping. Seperti hal nya dengan teman-teman yang menjadi anggota kuda lumping, menjalankan aturan dan tahapan ritual tidak menjadi sesuatu yang berat untuk dilakukannya. Ia memperoleh izin dari orang tuanya untuk menjadi anggota kuda lumping dan sangat didukung oleh kedua orang tua dan saudara-saudaranya. Menurut hasil wawancara dengan Mahput, peneliti memperoleh informasi yang cukup mendukung untuk mendapatkan data penelitian. Mahput sangat bangga menjadi anggota kuda lumping karena dengan menjadi anggota kuda lumping ia sudah dapat mewariskan keebudayaan tradisional Jawa dan dapat menghibur orang banyak. Sebagai anak yang masih sekolah, ia lebih mementingkan waktu untuk belajar kuda lumping. Belajar kuda lumping tidak rumit seperti mempelajari pelajaran di sekolah dan belajar kuda lumping ada permainanya yang tidak membuat bosan.
. 208 96 239 287 111 334 153 9
daftar nama nama endang kuda lumping